Wah lama sekali saya tak bercerita di blog kesayangan. Maklum saja, saya baru dipingit ini. hehe. Eits, jangan salah. Jangan dikira saya lagi dipingit karena mau menikah ya (Itu masih lama lah hehe, saya kan masih kecil, polos lagi). Sayadipingit dengan alasan yang tak enak didengar sama sekali. SAKIT alias harus opname alias saya harus ngendon selama kurang lebih empat hari di rumah sakit Haji.
Rasanya aneh. Ini pengalaman pertama saya diopname. Jadi begini ceritanya, saya sedang sakit perut (yah, lagi-lagi sampai bosan saya) sejak hari Senin. Malamnya, saya asyik saja makan jagung yang dijual di depan Indomaret. Saya pikir, ini tak apa. Toh, sebelumnya dokter tak menyarankan apapun terkait jagung. Ya, saya fine-fine saja memakannya. Satu potong (potong?) jagung habis sudah. Ada yang aneh, perut saya tiba-tiba terasa sakit. Mungkin ini biasa saja dan pasti langsung sembuh setelah tidur, pikir saya.
Tapi ternyata tak begitu. jam menunjukkan pukul 23.00, mata saya belum juga mau terpejam. Ditambah sakit perut yang makin menjadi. Satu jam, dua jam, tiga jam, makin terasa saja. Alhasil, saya benar-benar terlelap hanya sekitar dua jam saja.
Kesokan harinya, saya mengalami kejadian layaknya orang masuk angin, muntah-muntah. Rasanya badan sampai lemas. Akhirnya, saya putuskan bolos kuliah, istirahat. Nyatanya, sampe jam 9 pagi, nyeri di perut saya tak juga sembuh. Beberapa orang bertanya, ingin mengantar ke dokter. Tapi, sok tangguh saya bilang saya lho baik-baik saja. haha, dasar memang nakal saya...
Akhirnya datanglah ibu peri menolog saya (mb Tyas, suwun ya ^^). Saya diantar ke Rumah Sakit Haji. Elit banget dah, kita berangkat kesana naik taksi. Haha jadi teringat pengalaman saya saat ziarah ke makam sunan ampel. Saya dan Sustia kehabisan angkot, kita naik taksi deh buat pulang hoho.
Back to my story, pukul 11.00 kita sampai disana. Entah urutan keberapa, yang jelas disana banyak sekali pasien antri. Sementara perut saja seperti sedang konser heboh dan tak mau diredam. Setengah jam, belum juga dipanggil, satu jam belum juga. Akhirnya jam 13.00 saya dipanggil juga. Itu pun karena mb Tyas mendatangi perawat yang bertugas. Oh no, memangnya mereka tak melihat wajah ya yang lebih mirip orang hampir pingsan?
Saya diperiksa seperti biasanya. Diagnosa dokter, saya sedang maag akut, tipes, dan ada kemungkinan usus buntu (naudzubillah). So, saya harus opname minimal tiga hari. Okelah, kali ini saya turuti. Meski ada ketakutan sebenarnya. Saya benci rumah sakit , itu jelas. Mengingatkan saya pada hal yang telah lalu.
Opname tak semenakutkan yang saya bayangkan. Hari pertama diopname, saya jadi menyadari banyak yang sayang saya atau lebih tepatnya merindukan kehadiran saya (hehe narsis dulu). Sahabat dekat, teman seangkatan, teman himpunan, teman ITS Online, teman mengajar di taman baca Dolly, sampai beberapa senior saya turut berdatangan.
Jujur saja, kedatangan mereka benar-benar menghibur lho. Coba bayangkan ketika kamu berada sendirian ditempat seperti itu? oh no, saya tak mau!!! Tapi, saya sempat merasakan itu. Ketika semua tengah kuliah dan sibuk dengan urusan masing-maisng, saya sendirian. membosankan memang. Saat tak sendirian saja sudah membosankan. Yah, apa yang mau dilakukan di ruman sakit? selain makan, tidur, diinjeksi sembilan kali sehari?
Ada buku, hmm sekitar empat buku. Tapi, lagi-lagi kalau baca buku di siang hari, mata jadi gampang terlelap hehe. Alhamdulillah, ada mbah baik hati yang mau disita Hp-nya. (Aslinya maksa, salah sediri Hp-nya ada fasilitas TV hoho) Ini membuat saya tak bosan, meski ditinggal sendiri.
Yah, opname benar-benar layaknya dipingit, tak bisa kemana. Tak bisa main laptop, tak bisa jalan-jalan kecuali muter-muter rumah sakit (itu pun saya lakukan saat dua hari terakhir).
Ah ya, saya tiba-tiba teringat dengan pengalaman diinfus disini. Sebenarnya, itu bukan pengalaman pertama. Sebelumnya saya pernah diinfus, tak sakit. Tapi kemarin, oh sakit betul. Kata mbah, mereka memasang infus layaknya menyembelih binatang saja. Yah, maklum saja, darah saya sampe berceceran di lantai dan tangan saya. Tak puas dengan tangan kanan, si perawat juga mengambil darah dari tangan kiri. Ya Allah...
Lalu bagaimana dengan keluarga saya? yah, saya tak memberitahu. Ibu pasti kepikiran. Sata pulang dari opname, saya baru bilang
"Bu, saya baru opname"
ibu saya diam, lantas mewawancara saya layaknya wartawan hehe
"Innalillah, nduk ndak papa? sama siapa ke rumah sakitnya? siapa yang jaga disana?" dan masih banyak lagi pertanyaan yang mau tak mau harus bin wajib jujur saya jawab.
Semoga ini pertama dan terakhir kalinya. Saya tak ingin punya pengalaman ini untuk kedua kalinya. Sehat itu mahal. Dan saya pun tak ingin merepotkan lagi orang-orang di sekitar saya. :-)
Labels : Free Wallpapers | Supercar wallpapers | Exotic Moge | MotoGP | Free Nature | car body design
0 komentar:
Posting Komentar