smile

share for smile

Ah, Si Tomboi

“Kamu itu tomboi”
Huft, pernyataan itu selalu saja saya dengar tiap bertemu orang. Nggak di temen kuliah, temen main, temen SMP, temen SMA, sampai yang baru kenal sehari juga bilang saya tomboi. Jadi ingat, ada teman alay yang tidak pernah mau mengakui kebenaran gender saya. (D=dia, S=saya)

D: Kamu itu lebih mirip cowok daripada perempuan
S: Jahatnya, emang saya tomboi gitu?
D: Ngaca dong! (jleb ckit ckit, sakiiiiit)
S: Saya kan kalem.
D: Kamu stres ya? Hahahaha
S: -_- (dalam hati teriak aseeeeeeem)

Memangnya saya setomboi itu? Pernah saya bilang saya tidak tomboi, tapi malah dibilang fitnah. Oh men, sedihnya...Kurang kalem apa saya? Haha. Ya ya, saya menyadari itu kok. Kapasitas kekaleman dan ketomboian saya sepertinya sangat tidak berimbang.

Saya suka hitam ketimbang pink, saya lebih suka sepatu kets ketimbang sepatu yang penuh pita. Saya suka main bola ketimbang ikutan ekstrakurikuler tari. Saya suka nonton bulutangkis, bola, dan motoGP. Ah, saya suka semua hal yang berbau simpel.

Saya jadi ingat, ibu saya pernah ngasih uang hanya untuk satu alasan. Agar saya pergi beli rok. Dengan begitu, saya pasti terlihat perempuan tulen, huks. Hmm..ini terjadi dua tahun lalu. Sayangnya, saat itu saya mengecewakan ibu. Saya memang pergi ke Lamongan, tapi yang saya bawa pulang bukan rok, melainkan celana panjang. Hahahaha..Tau apa yang dikatakan ibu saya waktu itu?

“Nduk, kapan sampean jadi lebih perempuan?” (haha...i am sure, my mom very happy now)

Ya begitulah saya. Tapi, adakah yang sadar, saya juga suka hal yang berbau perempuan lho. Saya suka menjahit, menyulam (gini-gini pernah juara menyulam lho hehe). Saya juga suka membuat sesuatu berbau handmade, seperti sebuah buku lucu, ups. Ah ya, saya suka masak lho. Baru beberapa bulan sih, tapi yang nyicipi masakan saya bilang, masakan saya enak kok (narsis nich).

Temen saya yang alay itu juga pernah bilang, sepertinya saya memiliki dua gender. Saya bisa melakukan hal yang dilakukan perempuan, juga yang dilakukan laki-laki. Multitasking banget, dari masak sampai benerin genteng bocor. Jadi, nanti saya bisa jadi ibu rumah tangga sekaligus bapak rumah tangga kalau si bapak lagi repot hahaha (asem ya)...

Satu hal yang tak banyak orang tahu, saya juga suka gelang. Jangan tertawa, karena itu bukan fitnah. Menurut saya, gelang itu benda yang unik. Gabungan beberapa ornamen yang dirangkai lucu. Yah, saya memang tidak suka memakai gelang sih. Cuma, saya suka mengamati. Jadilah, saya pernah beli beberapa gelang. (Duch, fotonya blur banget di HP)

  ini gelang yang dibeli saat magang di Radar Surabaya
 ini beli di Lamongan sama adek gue
yang ini beli di Makassar saat Pimnas hehe

Saya katakan sekali lagi, saya tidak begitu suka memakai gelang. Tapi, beberapa bulan ini saya sering memakai sebuah gelang pemberian teman. Kenapa? Saya senang saja dapat gelang. Karena saya menghargai pemberian orang lain, saya selalu pakai dengan senyum lho hehe.
Yang ini pemberian dari teman :-)

Rasanya, saya jadi lupa, kalau saya tidak suka memakai benda satu ini. Saya merasa jatuh cinta pada gelang putih ini, makanya sering saya pakai. Saya jadi berpikir, teman saya satu itu juga selalu mengatakan saya tomboi, tapi kenapa dia memberi saya gelang? Jangan-jangan, itu sindiran biar saya cepat transformasi jadi perempuan tulen haha. (i love myself)

Ah, saya tidak peduli apa alasannya, yang jelas saya suka. Meskipun gelang ini sudah berubah warna (dari pink jadi putih haha), meskipun gelang ini lebih simpel ketimbang yang saya punya, tapi bagi saya gelang ini bukan sekedar sesuatu yang kecil. Dan, saya jujur mengatakan ini hehe

Buat teman saya yang memberikan gelang ini, gimana kalau kita pakai gelang yang sama? Trus bikin boyband. Hahaha jadi ngakak, nggak mungkin ya. 

Labels : Free Wallpapers | Supercar wallpapers | Exotic Moge | MotoGP | Free Nature | car body design

Cuma 30 Menit

Setelah semedi di Gua Akbar, saya jadi gandrung nulis nih. Sebuah berkah yang luar biasa setelah empat bulan lamanya saya menghilang dari peredaran dunia curcol hehe. Bayangkan saja, ada yang bilang karena kebanyakan nonton film, saya jadi males nulis. Ada juga yang bilang, saya sok sibuk sampai gak sempet publish tulisan yang sudah satu folder (ups, tulisan apa ya?). Padahal, saya yakin banyak yang kangen tulisan di blog saya hahaha (narsis itu indah :p)

Saya mau corcol soal kepulangan singkat saya ke Lamongan nich (ojo diwoco alay yo). Sabtu lalu, saya ada urusan beasiswa di Pemkab Lamongan bersama Sustia (teman dekat sejak SMA yang kebetulan nangkring di ITS, yang secara kebetulan pernah jadi teman sekamar, teman sekos, juga teman makan mie ayam, ngok).

Karena kuis Pengendalian Proses yang bikin cenut-cenut tujuh turunan ditunda, kami sepakat berangkat pagi dari Surabaya. Janjiannya sih jam 7. Saya bilang, janjiannya ya. Tapi, entah kenapa jadinya malah molor. Saya jadi bingung sendiri, dua kali saya di-PHP-in nih. Sustia yang ngajak jam 7 ternyata bangun terlambat, huks. So, keberangkatan kita mundur 30-45 menit. Dan saya dalam keadaan kelaparan. Kasihan banget..

Muka-muka orang kelaparan itu pasti kelihatan dari jauh. Saya nggak mau dibilang ‘melas’ di tengah jalan. Saya juga nggak mau tanduk saya keluar sampai 78 tanduk. Kaget? Saya sendiri juga kaget kok. Tapi, ini jujur lho. Percaya atau tidak, setiap saya lapar, kadar sensitif saya jadi meningkat ribuan kali. Kalau kamu melakukan sesuatu hal yang membuat hati saya gak enak dalam keadaan saya lagi lapar, wah siap-siap dapat lemparan wajan, panci, pisau, pedang, kursi, meja, dan semua perabotan rumah tangga. #enake

Tapi karena Sustia belum hafal betul kebiasaan saya yang satu ini, akhirnya saya sudah bersiap beli makanan. Cukup roti ukuran kecil, sebotol minuman, dan beberapa snack yang biasa jadi oleh-oleh buat adik saya. Setidaknya, roti itu sudah cukup menghilangkan wajah kelaparan saya hehe.

Nah, setelah sarapan di tempat paling keren (angkot men), saya dan Sustia asyik curcol. Kami curcol banyak hal lho. Dari soal kuliah, kesibukan, sampai cara menurunkan berat badan. Bahasan terakhir memang agak lucu. Temen saya satu ini memang lagi merasa berat badannya sudah melebihi ambang batas normal, ups. Padahal gue juga merasa bernasib sama haha, tapi EGP deh, iya nggak?

Lupakan soal berat badan deh. Udah nggak zaman ngomongin berat badan. Kalau emang gemuk, kenapa? Masalah buat loe? Masalah buat gue? #apa sih

Hari itu saya senang pulang ke Lamongan. Mengamati banyak hal yang sudah berubah. Ya, teramat banyak hingga saya benar-benar pangling. Turun dari bis, kami naik becak melewati sepanjang Jalan Veteran. Yang terlihat pertama adalah SMA Negeri 2 Lamongan, sekolah saya yang famous itu (narsis maneh).

Sekolah saya ini sudah berwajah baru lho. Gedungnya jadi bertingkat, fasilitas lebih lengkap, dan rasa-rasanya makin besar saja. Jadi teringat, setiap istirahat, kami memanggil para penjual itu dari koperasi dengan dihalangi pagar terkunci. Berasa narapidana yang melas haha. Sekolah saya berubah, tapi penjual batagor, pentol, molen, dan es dawet masih sama. Terkadang, saya suka hal yang masih sama 

Beberapa meter kemudian, kami melewati warnet kecil. Ah, jadi ingat lagi. Dulu saya dan Sustia hobi ngenet di situ. Termasuk ketika daftar ke ITS, kami berdua juga bolak-balik ke situ lho. Di sampingnya, dulu hanya ada rumah biasa. Sekarang, ada cafe megah, juga supermarket. Ih wow...kemana saja gue selama ini kok baru tahu?

Ada lagi warnet lain yang biasa kami tongkrongi. Lokasinya tidak jauh dari warnet sebelumnya. Hanya saja, saya jadi heran. Warnet itu sudah raib, digantikan laundry. Wow lagi..ada laundry di sini. Dulu tak ada laundry di Veteran, jadul banget ya.

Becak masih melaju, kami ganti melewati Universitas Islam Lamongan (Unisla). Tempat ini adalah tempat saya pertama kali membuat email alay berkedok Shinichi hehe. Dulu, ruang komputer kampus ini terletak di paling ujung. Harus melewati halaman sangat luas untuk sampai di sana. Tapi sekarang, halaman itu sudah berganti gedung-gedung bertingkat.

Hanya sebentar  perjalanan saya di sepanjang Veteran, sekitar 30 menit kalau ditambah waktu ngendon di Pemkab. Tapi, saya merasa 30 menit ini berkesan. Kami nostalgia banyak hal. Ah sayang, nostalgia ini kurang lengkap tanpa mie ayam langganan saya dan Sustia.

Kapan kita berempat bisa makan bareng di sana lagi? 

Labels : Free Wallpapers | Supercar wallpapers | Exotic Moge | MotoGP | Free Nature | car body design

PHP Lu!

Tahu nggak rasanya di-PHP? Sakit banget deh, suer! Fakta ini sudah diujicoba bertahun-tahun dengan ribuan narasumber lho. Percaya nggak?  (apa sih? Haha). Maaf ke-alay-an saya lagi kambuh nih hehe..

Kali ini, saya mau ngomong soal PHP. Bukan PHP-nya Hypertext Preprocessor, tapi ini PHP-nya anak gaol. Kalau kalian ketemu anak gaul zaman sekarang, atau kalian sendiri memang bagian anak gaul, pasti deh ngerti istilah PHP. Ini singkatan dari Penerima Harapan Palsu atau Pemberi Harapan Palsu. Dan, saya lagi kena imbas PHP dengan arti yang pertama. Sedihnya..

Jadi gini ceritanya, saya dan empat teman jurusan ikutan jalan sehat Dies Natalis ITS. Ada Dwi, Wildan, Bang Jack, dan Mahendra. Sebenarnya, saya dan dua sahabat saya sudah merencakan ikutan acara ini sejak sebulan lalu. Awalnya, jalan sehat ini memang bakal dihelat 11 November. Tapi, entah angin topan dan banjir jenis apa yang membuat jadwal awal bergeser jauh jadi 2 Desember.

Kita beneran serius ikut acara ini lho. Sekali lagi, suer! Bagaimana tidak, saya yang ada urusan di Lamongan Sabtu pagi, langsung balik ke Surabaya sorenya. Dwi dan Wildan yang diminta ibu tercintanya pulang pun, tetap bersikokoh di Surabaya. Semangat kami bernostalgia memang keren ya hehe (apa lagi sih).

Ah ya, ini memang soal nostalgia masa-masa polos jadi mahasiswa baru. Kalau tidak salah, tiga tahun lalu kami mengikuti acara serupa. Acara yang lebih ramai ketimbang kali ini, lebih banyak hadiahnya, juga lebih banyak keberuntungannya (yang terakhir, ada makna tersirat hehe).

Tapi, saya jujur lho, tahun itu kami memang beruntung. Sebuah magicom dan kipas angin super gedhe berhasil kami bawa lari ke Lumajang dan Lamongan. Eh, kami bawa pulang ke kos. Kos Dwi yang paling kondusif pun dipilih sebagai tempat penyimpanan barang berharga itu. Sembari menyimpan, kita buka lapak di web ITS, alias tarik ulur harga bagi siapa saja yang punya niat luhur membeli. Namun, karena semua harga tidak sesuai, dua barang keren itu berakhir di tangan si empunya.

Kali ini, kami ingin mendulang kesuksesan yang sama. Yah, barangkali dewi fortuna datang sambil ngasih salam tempel bermerk Honda Revo. Tidak ada yang bisa memprediksi kan? Iya nggak? J

Semua kebahagiaan itu terhempas ketika avatar kora lebih memilih tinggal di film, ketimbang ikut saya ke acara jalan sehat. Eh ngawur! Maksud saya, ending yang ingin kita buat indah akhirnya hancur berkeping-keping gara-gara satu hal. Dwi bangun terlambat, hiks. Saya yang bangun pertama sudah sms Wildan dan membangunkan Dwi. Dan seperti biasa, proses dari bangun tidur sampi finish siap berangkat itu lamaaaaaaaaaa haha. Saya dan Wildan cukup mafhum. Kami jadi teringat masa-masa dulu. Dwi ketiduran pas kami janjian bareng hihi.

Karena keterlambatan yang tidak disengaja ini, kami baru berangkat ikut jalan sehat pukul 07.30. Waktu yang terlampau siang untuk ukuran jalan sehat. Di mana-mana, jalan sehat pasti dimulai pukul 05.30 atau pukul 06.00. Saya sih berpikir positif saja, mungkin jalan sehat baru dimulai karena hujan baru mengguyur Surabaya shubuh tadi.

Alhasil, tanpa tampang bersalah, kami bertiga jalan dengan semangat 45 sembari asyik guyon. Tepat di Blok T, kami barulah cegek (terkaget-kaget, red). Jalanan ITS benar-benar terlihat sepi. Kami jadi was-was, jangan-jangan acaranya sudah kelar. Oh men, padahal kostum kami sudah oke, botol minum juga sudah di tangan hehe.

Inisiatif pun datang dari Wildan. Ia menghubungi Bang Jack yang menurut kami sudah berangkat duluan, secara dia mau biasa ngojek di sana. (Ups, jujur amat). Wildan yang komat-kamit ngobrol di telp, tiba-tiba memberikan hp-nya pada saya. Dan, inilah pembicaraan yang terjadi antara saya dan Bang Jack.

S: Bang Jack, jalan sehat sudah kelar ta?
B: Belum kok, ini masih belum pengumuman hadiah.
S: Lha, jalannya sudah selesai? Kuponnya?
B: Sudah lah. Saya sudah capk ini. Oh, kupon ambil aja di Statistika. Tapi nggak yakin juga sih hehe. (Dia sudah mematahkan harapan kami di awal hiks)

Sudahlah, anggap omongan terakhir Bang Jack itu angin lalu. Seperti angin berhembus, yang datang, lantas pergi begitu saja (ngek). Kami semangat jalan menuju Jurusan Statistika. Sesampai di sana, hanya nihil yang kami temui. Semua sudah sepi. Kami pun menyadari satu hal, dewi fortuna lagi mampir di tempat lain. Okelah, terima saja, ikhlas rek. Kami tidak kebagian kupon. Sedih versi jumbo deh.

Kami pun memutuskan menikmati banyak makanan tanpa menanyakan lagi kedatangan si dewi fortuna. Pertama, kami mencicipi buah-buah segar. Belum berapa lama, krupuk menarik perhatian kami. Selanjutnya secara berurutan, kami beli lumpia dan cireng. Kesimpulannya, jalan dari kos ke stadion sepertinya membakar satu kilogram lemak, tapi kami pulang bawa dua kilogram lemak haha.

Tahu nggak, kami jadi merasa aneh sendiri. Selama pengumuman hadiah jalan sehat, kami cuma bisa melihat kupon khalayan yang asyik menari-nari. Untungnya ada hiburan makanan, kalau tidak, saya sudah kayang depan panggung haha. Melihat semangat kami (atau kemelasan ya?), dewi fortuna nyatanya masih baik hati. Ia mau mampir sejenak lewat Bang Jack dan Mahendra. Mereka bawa dua tiket milik masing-masing, yang dengan kesepakatan sepihak, langsung jadi tiket bersama. Hoho

Kalau dapat hadiah, kami (tepatnya kami bertiga) sepakat bagi hasil. Kalau dapat Honda Revo, kami juga sepakat bagi lho. Ada yang mau BPKB, ada juga yang mau mesinnya doang. Yah, itu hanya kesepakatan kami. Kesepakatan sepihak yang berujung merasa di-PHP-in. Dari lima motor yang ada, dua netbook, dan puluhan hadiah lainnya, nomor yang tertera di kupon kami sama sekali tidak disebut. Sedihnya...

Tak apalah, meski harus menunggu tiga jam tanpa hasil, kami sudah puas kenyang dan guyon haha. Kami juga sudah melihat proses pemberian cincin dari Mahendra ke Bang Jack (Karena Mahendra belum beli cincin asli, cincin saya disikat buat Bang Jack. Romantis alay ya mereka hahahaha)
Itu Mahendra, ngapain merem ya? lagi berdoa mungkin hehe

Apa ini nostalgia terakhir kawan? Saya harap tidak begitu. Semoga suatu saat, kita bisa jalan sehat bareng lagi tanpa di-PHP. Sepakat? Hehe.

Nb: ini tahun terakhir kita ikut jalan sehat sebagai mahasiswa, amin :-)

Labels : Free Wallpapers | Supercar wallpapers | Exotic Moge | MotoGP | Free Nature | car body design

Finally, i can see u

2 Juli lalu, saya sangat senang. Mencoba kuliner lezat lagi kawan. Itu memang hobi saya. Kali ini, saya lagi gandrung ikan bakar. Bukan di sekitar kampus ITS, Kertajaya, atau daerah sekitarnya, tapi di belahan bumi pantai kenjeran. Saya memang ingin makan ikan bakar di tepi laut, meski lautnya tak bisa didefinisikan lewat kata-kata. Hehe..

Berangkat sekitar pukul 16.00, saya melaju ke pantai kenjeran. Kecewa, warung kecil sebelum jembatan Suramadu itu tutup. Akhirnya, sejenak melupakan ikan bakar, saya menuju arah selatan, tempat orang-orang berkumpul. Sore hari, matahari senja, angin semilir (yang bisa membuat masuk angin), sebuah alam yang menenangkan kalau saja tak ada sampah berserakan di situ.
seharusnya indah
coba lihat sampahnya, oh men

matahari terbenam :-)

rame banget, antre panjang dari Madura
Setelah puas, menatap perahu yang asyik terdampar itu, saya bergerak melewati jembatan suramadu. Menyeberang hingga puluhan warung terlihat. Satu per satu, saya jelajahi, berharap itu adalah warung ikan bakar. Sekali saja mencium bau asap, saya langsung bergegas. Tapi sayang, lagi-lagi hasilnya nihil. Hanya ada sate bakar haha.

Tanpa hasil, saya langsung kembali menyebang jembatang suramadu. Sebab, adzan magrib memang sudah berkumandang kala itu. Saya pun berhenti sejenak di sebuah masjid tak jauh dari si jembatan.

Usai sholat, suara gendang di perut makin saja menimbulkan kegaduhan. Maklum, terakhir kali makan pukul 8.00. Rasanya, lapar sudah benar-benar menyergap. Penuh semangat, saya melaju lagi menyusuri Surabaya malam. Menemukan warung ikan bakar di depan SMK 5 (yang lebih dikenal STM Pembangunan).

Langsung saja, saya pesan gurame ukuran jumbo plus sambel dobel, ditambah jeruk hangat. Ah iya, tak ketinggalan, tumis kangkus ala cumi (agak aneh). Wow, yummy!!! Hehe

Ada Si Dolphin

Selesai berkutat dengan makanan lezat itu, saya tak lantas pulang. Sebuah baliho besar di sekitar Pakuwon City, menyita perhatian saya. Ada pentas lumba-lumba dari tanggal 22 Juni hingga 22 Juli mendatang. Saya tak ingin melewatkan, apalagi saya akan segera berurusan dengan KP.

Mungkin, saya dinilai childish (whatever lah hehe), tapi ini memang murni keinginan saya sejak kecil yang belum pernah terwujud. Keinginan ini mungkin saja bisa terpenuhi 22 Juni lalu. Kalau saja saya tak ketinggalan rombongan, tanpa tiket di tangan, dan kehilangan pentas si lumba-lumba. Oh men, you know, lumba-lumba itu benar-benar hewan yang unyu dan menggemaskan.

Sekali lagi, keinginan itu terwujud dengan tiket seharga Rp 20 ribu. Selama 45 menit, saya menikmati atraksi lucu dari Kakaktua, Robert dan Markonah (nama kucing laut haha ngakak), Boni si beruang, dan dua ekor lumba-lumba. Saya sempat mendokumentasikannya lho hehe....

Kalian tahu bagaimana perasaan saya setelah melihat lumba-lumba itu? berbinar-binar. Ingin rasanya foto bareng, tapi melihat puluhan orang antri ditambah harganya yang cukup lumayan (mending dipakai buat makan), saya pun hanya bisa melambaikan tangan. See you again!!! Hehe

Berharap suatu hari nanti bisa melihat lagi, ...........

Labels : Free Wallpapers | Supercar wallpapers | Exotic Moge | MotoGP | Free Nature | car body design

One Day


 Just one day...!!!
Usai telah beralih. Hanya satu angka. Tak ada kata yang bisa menjelaskan, hanya angka sudah menunjukkan 21 tahun. Perjalanan yang cukup panjang. Bukan berarti tak ada makna tersirat. Meniti langkah dari titik yang sekedar tahu kata 'ibu' dan 'ayah' hingga ribuan kosakata sudah memenuhi benak.

Umur dari tahun ke tahun memang akan terus berlari. Menjauh. Bertambah bilangan angka. Sedang di saat yang sama, usia berlari mendekat. Mengurangi jatah hidup di dunia. Maka saat seseorang berada di tanggal kelahirannya, ia seperti berada di rest area. Sebuah kesempatan memuhasabah amalnya. Memeriksa kendaraan jiwanya. Bagaimana keadaannya. Olinya. Remnya. Bensinnya. Bannya. Dan jarak tempuh yang sudah dicapainya. Sejauh mana titik tolak sudah dilewati. Sedekat apa kota tujuan akan dimasuki. Meski nun jauh di ujung sana, masih banyak hal misterius bakal mendatangi.

Setahun ini telah berlalu begitu saja, cepat. Banyak memori yang tak bisa terlupa. Tertawa, menangis, berjuang, bertahan, dan jatuh. Ada keluarga, sahabat, kakak, teman, dan orang-orang di sekeliling. Ya, ada mereka semua dengan seulas senyum.

Ya Allah, akankah aku akan bertemu tanggal dan bulan yang sama di tahun depan? akankah aku masih diberi kesempatan? Ya allah, ampuni segala khilaf ini.Ya allah, jika Engkau ijinkan bertemu di tahun depan, jadikanlah  hamba yang lebih baik ibadahnya, lebih bermanfaat, dan lebih bersyukur atas segala nikmat. :)

***
Tanggal 27 Juni, menjelang umur ini bertambah esoknya, aku ingin bercerita banyak pada ibu. Bercerita banyak hal yang selama ini kelu dari lidahku. Aku ingin bercerita semua. Tapi, masih tertunda. Hehe.

Malam sebelum 21 tahun, aku menangis. Menangisi banyak hal yang setia berputar-putar di benakku. Sudahlah, itu bukan hal yang perlu ditangisi. Bukannya, aku berjanji untuk selalu tersenyum dan tegar? Meski hari itu mataku benar-benar berat. But, iam very happy.

Sebuah surprise kecil, kudapat dari teman-teman ITS Online. Terima kasih telah membuat hari itu berkesan. Terima kasih untuk kado tak ternilai, tawa kalian. Terima kasih untuk segala doa terucap dari semua. Meski selalu saja aku dibilang alay, tapi, kalian lebih alay lho hari itu (mengajarkan aku 10 gaya alay, ingin upload foto alay-nya tapi takut menghancurkan image saya haha).

4 Juli 2012
Satu lagi, terima kasih banyak untuknya :-)


Labels : Free Wallpapers | Supercar wallpapers | Exotic Moge | MotoGP | Free Nature | car body design

Berhasil!!!

Malam ini masih sama. Langit yang temaram, angin yang mulai menyapa dalam dingin, dan gulita yang enggan tersingkir dari peraduan. Semua sama. Dan aku pun sama. Duduk terpekur, memandangi sang gulita, menerawang jauh hingga menemukan setitik cahaya nun jauh di sana yang masih setia memberikan seulas senyum. Lagi-lagi, terjaga tanpa bisa memejamkan mata.

Malam ini entah malam ke berapa, saya mulai terkena sindrom insomnia. Tak bisa tidur barang sejenak hingga fajar menyinsing. Benar-benar tak enak. Saya lelah, lelah hati (berapa ton mbak?haha), lelah fisik (sering berkeliling kayak komidi putar), juga lelah pikiran. Entah berapa kilometer sudah saya jelajahi sepanjang malam bersama sang pikiran. Saya ingin tidur normal, beristirahat penuh di jam non produktif, hanya itu.

Jika sudah begini, saya hanya bisa menyalahkan diri saya. Mengapa harus ada waktu 'nganggur'? memberi ruang gerak untuk sang pikiran makin berkelana. Menyelami setiap permasalahan hingga terlampau dalam. Mengapa? Bukannya saya tak memberi izin, hanya saja ini bukan waktu yang tepat.

Tiga hari lalu, saya mengalami fase sulit. Fase sulit untuk berpikir logis tepatnya. Naluri perempuan yang menggunakan 99 persen perasaannya benar-benar terjadi pada diri saya. Semua terasa slow motion. Tak ada gerak lebih kecuali merenung berlebihan. Akibatnya, seringkali meneteskan air mata tiba-tiba ketika merasakan 'sakit'. Bayangkan, betapa kasihannya tulang air mata saya yang mau tak mau harus isi ulang setiap harinya (padahal isi ulang galon aja tiap bulan).

Saat itu, saya benar-benar menjadi orang rapuh. Lebih rapuh dari daun kering, dan tak lebih rapuh dari kertas yang terbakar. Dislenting sedikit saja, hati saya langsung bergejolak, memberikan rangsang lebih pada pikiran untuk menyelami. Lama....tanpa ujung hingga lagi-lagi menangis sendiri dalam diam. Gue (eh, saya) capek. 

Saya sadar, kerapuhan ini makin menunjukkan bahwa saya bukanlah orang yang dewasa. Ya, dewasa ketika permasalahan datang tiba-tiba. Saya mudah meledak sesaat, galau, hingga demam ketika pikiran saya terlalu lama diajak hura-hura. Come on, waktunya belajar menuju dewasa!

Dewasa itu bukanlah sesuatu hal yang bisa terlihat dari usia. Bukan pula sesuatu yang dinilai dari segi biologis saja. Dewasa juga dipengaruhi sisi sosial dan psikologis. Secara sosial, seseorang disebut dewasa apabila ia telah melakukan peran-peran sosial yang biasanya dibebankan kepada orang dewasa. Secara psikologis, seseorang dikatakan dewasa apabila telah memiliki tanggung jawab terhadap kehidupan dan keputusan yang diambil. Keputusan, saya tekankan kembali.

Untuk masalah satu ini, saya memang belum dewasa. Semakin saya sadar, semakin benci pada diri sendiri yang tak kunjung belajar dari hal terlewat. Di akhir perenungan itu, mata saya terbuka. Bahwa saya harus bisa melihat suatu masalah dari sisi pandang lain. Bukan memaksakan masalah menjadi seperti yang saya inginkan.

Melawan Benteng
 


Pernah mencoba melawan kata hati nurani? Melawan sekuat tenaga hingga terasa sakit mulai menjalar? Saya pernah dan sedang mengalaminya. Tak pernah ada yang salah dari 'melawan', ketika hal tersebut memang fardhu 'ain untuk dilakukan. Namun, ketika perlawanan itu terlampau dipaksakan, maka sia-sia waktu yang telah terbuang.

Perlawanan ini tak ubahnya mencoba meruntuhkan tembok raksasa yang telah lama melingkupi. Perlahan, tanpa saya sadar, tembok itu telah menjadi benteng kokoh yang sulit ditaklukkan. Dan ketika perlawanan sekuat tenaga tengah saya kerahkan, justru sakit yang saya dapat. (Bayangkan, kakimu menendang tembok raksasa, sakit kan? Haha)

Setiap perjalanan yang terlewat, percaya atau tidak, bukan terjadi kebetulan. Pasti ada hikmah yang menyelinginya. Pun begitu dengan apa yang saya alami. Melawan, sakit, hingga terdiam meminta saya untuk berpikir lebih kuat.

Saya kuat dan sanggup melewati ini!!!

Berhasil

Kalian tahu, tersenyum itu tak sulit. Meski beberapa bulan lalu, saya sempat berujar "lupa cara tersenyum". Hehe.. Tapi serius, ketika kamu mau mencoba sekuat tenaga, meruntuhkan segala ego, berpikir positif, senyum itu akan datang dengan sendirinya walau dipaksa di awal. Saya sudah membuktikan itu. Berhasil!!!

Awalnya, saya takut. Takut jadi sebeku es, takut berubah dari diri apa adanya, juga takut tak bisa lepas dari 'sakit'. Namun, ketakutan itu nyatanya tak beralasan. Hal-hal positif di sekitar mulai saya gali, mengisi segala bentuk kekosongan waktu dengan hal bermanfaat. Tak peduli itu hanya sekedar 'menulis'. Saya kembali, kembali tersenyum lepas. Menyembunyikan 'sakit' itu hingga sisi paling dalam, tanpa memberikan kesempatan baginya untuk datang. Apalagi memporak-porandakan.

Biarlah aku seperti angin, yang datang, berhembus tanpa arti, kemudian pergi. :)
(opo seh?hehe)

Mencoba nanti malam tidur dengan waktu normal, berharap tak ada hal yang mengganggu. SEMANGAT!!!


Labels : Free Wallpapers | Supercar wallpapers | Exotic Moge | MotoGP | Free Nature | car body design

Goresan

Seharian ini saya lagi mumet. Ada hal yang cukup menguras pikiran. Mencoba mencari wangsit sembari main Facebook, saya ingin menuliskan cerita jalan-jalan di Surabaya. Maaf sedikit alay hehe...

Beberapa waktu lalu, saya mengunjungi pameran lukisan bersama kakak. Kebetulan ada pameran lukisan di Balai Pemuda Surabaya. Momen yang sangat berharga karena bisa dipastikan puluhan karya penuh estetika memenuhi setiap sudut gedung.

Ini adalah pameran lukisan pertama yang saya lihat selama kuliah. Sebelumnya, saya rajin nongkrongi pameran serupa di Lamongan. Bagi yang tak suka dunia seni, terkadang menilai kebiasaan melihat lukisan sebagai sesuatu yang "kurang kerjaan". Namun, bagi saya, meluangkan sekitar 2-3 jam untuk mengagumi goresan tangan ini, menjadi waktu yang benar-benar berharga.

Teringat awal mula saya gandrung dengan lukisan. Tepat duduk di bangku SMP. Kala itu, pelajaran Kesenian menugaskan setiap siswa untuk mengamati lukisan di sebuah pameran. Mencatat segala hal berbau lukisan, meliputi pelukis, gaya lukisannya, sampai makna lukisan.

Salah satu lukisan yang saya ingat adalah lukisan yang menggambarkan seorang atlet terkapar dengan wajah kesakitan akibat gigitan hewan di sebelahnya. Sang pelukis (saya lupa namanya, hehe) menjelaskan, lukisan itu menunjukkan potret kehidupan atlet Indonesia. Ketika mereka besar dan mampu mengharumkan nama bangsa, pasti digaung-gaungkan. Lantas, ketika masa emasnya telah tergantikan, sekedar diingat namanya pun seringkali terlupa. Apalagi memberikan sebuah kesejahteraan.

Nah, saya benar-benar senang bisa menikmati lukisan lagi. Tak kurang 100 lukisan nangkring. Sampai-sampai, halaman samping gedung pun dipenuhi pelukis dan lukisannya. Berbagai model lukisan juga disuguhkan. Ada yang menggunakan akrilik, terkesan kasar tapi sumpah keren. Ada yang benar-benar halus, hingga kesalahan sekedar satu mm pun tak ada.

Saya bukan pelukis (ya iyalah hehe). Hanya mengagumi , entah dari dekat atau jauh. Sekedar melihat hasil kerja keras itu dan mencoba menelusuri maknanya, menjadi hal yang menyenangkan. 

Lukisan semacam ini (bunga) banyak yang model akrilik
Dilukis di atas semacam anyaman
Model lukisan halus, duh suka lihat tawanya :)
Angelina jolie, bukan? hehe



Paling suka lukisan nature


Mestinya lebih bagus akrilik, tp lukisan ini juga bagus


Ada juga pelukis yang fokus dengan kaligrafi


Akrilik lagi


Bagus pengambaran suasana pasarnya, detail


So suit gak sih hehe


Akrilik emang lebih cocok buat bunga, setiap lengkungannya jadi terkesan timbul


Lucunya..... pingin beli tapi malu haha


Coba tebak, uang asli atau bukan?


Agak kurang suka model lukisan semacam ini, tapi setiap pelukis punya khas tersendiri buat menggambarkan


No smoking kakek :), so far aku suka pemberian warnanya


Keren-keren kan kaligrafinya, bahkan ada yang disertai gunung juga. Ada pula ayat yang disertai artinya


Keren :)


Teringat gambar jaman SD, tapi ini jauh lebih bagus hehe


Nuansananya itu kalau dilihat jadi gimana gitu


Kakak paling suka lihat kuningnya lukisan ini. Sayang tak ada di dunia nyata hehe


Terlihat akrilik tapi sebenarnya bukan


Lagi-lagi suka nature :)


Banyak juga lukisan yang menggambarkan gadis Bali


Ini bukan kulit harimau lho, awalnya kupikir seperti itu. Ternyata, kulit kambing atau sapi.


Banyak lukisan kelapa, jadi pingin degan deh


Gadis Bali again


Potret pemimpin, hayo yang mau bikin sket hehe
Lukisan paling cocok untuk Ais, raja partisi Hahaa

Masih banyak lagi lukisan yang tak terdokumentasikan. Semoga ini cukup mewakili. Kapan-kapan mau ke sana lagi. Hehe






Labels : Free Wallpapers | Supercar wallpapers | Exotic Moge | MotoGP | Free Nature | car body design

Smile :)


Perasaan sedih adalah bagian dari gharizatul baqa’ (naluri mempertahankan diri) yang Allah ciptakan pada manusia. Dengannya, manusia bukanlah onggokan daging dan tulang belulang. Bukan pula robot yang bergerak tanpa perasaan, tapi manusia yang memiliki aneka emosi jiwa. Suatu ketika bisa bergembira, namun juga bisa bersedih.

Emosi negatif, seperti perasaan sedih, bukannya ada tanpa hikmah. Kesedihan itu akan memperhalus perasaan manusia, bahkan meningkatkan kepekaannya pada sesama. Benar tidak? hehe. Katanya, bila dikelola dengan baik, maka akan semakin matanglah emosi yang terbentuk. Dan, saya percaya itu. Ia tak akan meledak-ledak lalu lenyap seketika. Ia akan siap untuk kesempatan berikutnya; sedih ataupun gembira. Jadi mengapa tidak bersyukur ketika kita ternyata masih bisa bersedih? Karena berarti kita adalah manusia seutuhnya.

Allah punya skenario yang indah bagi setiap hamba-Nya. Maka sudah seharusnya, kita jadi penyimak yang baik dengan penuh sangka yang baik pada-Nya. Satu hal yang saya yakinkan pada diri akhir-akhir ini adalah Allah Maha Tahu yang terbaik bagi hamba-hambaNya. Tak boleh membiarkan kekecewaan menggerogoti keimanan kita kepadaNya. Fragmen yang pahit dalam kehidupan, InsyaAllah akan memperkuat keyakinan kita bahwa Allah sayang pada kita.

……….dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” ( QS. Yusuf[12]:87

***
Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman
tak memejamkan mata, yang meluas bening siap
menerima cahaya pertama, yang melengkung hening
karena akan menerima suara-suara
ketika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam
doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau
senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan
pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah
dari mana
dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja
yang mengibas-ngibaskan bulunya dalam gerimis, yang
hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga
jambu, yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap
di dahan pohon mangga itu
maghrib ini di dalam doaku kau menjelma angin yang turun
sangat pelahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan
kecil itu, menyusup di celah-celah jendela dan pintu,
dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di
rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku
dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang
dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang
entah batasnya, yang setia mengusut rahasia demi
rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi
kehidupanku

aku mencintaimu, itu sebabnya aku takkan pernah selesai
mendoakan keselamatanmu

 -Sapardi Djoko Damono-
***
Bukannya sudah waktunya melupakan segala kesedihan yang ada? Dan teringat janji untuk selalu tersenyum :)

Labels : Free Wallpapers | Supercar wallpapers | Exotic Moge | MotoGP | Free Nature | car body design

Nice Trip :)

Selain ke kebun binatang, saya juga menelusuri sisi lain dari Kota Surabaya. Tugu Pahlawan, museum santet, dan taman lah yang kali ini menjadi tujuan. Jujur, saya belum pernah menginjakkan kaki di tempat-tempat tersebut. Hehe...Tapi, ini tetaplah nice trip selama saya di Kota Surabaya :)

Tugu Pahlawan

Percaya atau tidak, meski saya selalu melewati Tugu Pahlawan setiap berangkat ke Lamongan dan balik ke Surabaya, saya memang belum pernah mengintip isi si tugu. Aneh memang, padahal saya sudah gandrung ingin tahu kondisi dalamnya sejak awal kuliah. Akhirnya keinginan saya kesampaian saat jalan-jalan bersama kakak. Lagi-lagi saya lupa tepat tanggalnya. (Aduh, mulai pikun)

Tak lama perjalanan ke Tugu dari ITS. Hanya sekitar satu jam jika menaiki angkot dan setengah jam (bonus macet) jika memilih motor sebagai alat transportasi menuju ke Tugu. Kali itu, kami tiba di sana siang hari. Tepat matahari di atas kepala. Panas banget. Tapi kami tetap bersemangat menelusuri jalanan taman bersama puluhan anak Sekolah Dasar. Entah dari sekolah mana, yang jelas khas anak kecil, benar-benar ribut hehe. Saking senangnya melihat antusias para pahlawan kecil ini, saya hampir saja ikut rombongan mereka haha.


 Saya ikut berjalan di belakang anak SD yang unyu-unyu

Saya baru tahu lho, ketika ingin masuk ke museum, kami harus melewati lapangan yang luar biasa luas. Saya berharap, jalan menuju museum ini ditumbuhi banyak pohon seperti hutan. Tapi, tak mungkin. Bukan namanya lapangan lagi dong. hehe.

Sampai di depan loket tugu, ternyata kami dibebaskan dari biaya masuk. Maklum saja, saat itu peraturan pemerintah terkait biaya masuk belum dipastikan. Baru masuk beberapa meter saja, kami sudah dipertontonkan dengan semacam relief tentang perjuangan. Tak lupa, beberapa tulisan juga menyertai. Keren..
Merdeka atau mati rek?

Sayang, suara bung tomo terkalahkan dengan kebisingan di situ 

 Senjata-senjata di lantai 2

Selalu terkagum-kagum lihat peletakannya di setiap sudut

Kereen :)

Di sana juga banyak lukisan yang menggambarkan perjuangan, i like it

melihat kubah ini, suer keren :)

saat jalan keluar museum, kami melewati taman bunga :)

Museum Santet

Baru mendengar namanya saja, saya sudah terheran-heran. Ada museum bernama santet. Dalam benak saya sebelum berkunjung ke tempat tersebut, museum ini pasti pernah dijadikan tempat santet. Tapi, ternyata saya salah. Sebenarnya, museum ini adalah museum kesehatan. Aneka peralatan kesehatan dari jaman dulu hingga modern pasti ada. Bahkan, sejarah pengobatan juga tak luput digambarkan dengan jelas. Baik lwat buku, maupun gambar-gambar.

Ah ya, sebelum masuk masuk ke museum, saya sholat Dhuhur terlebih dahulu di mushola yang terletak di belakang museum. Meski posisinya berada paling ujung, tempat ini tetap membawa kenyamanan tersendiri. Baahkan, beberapa orang juga terlihat duduk berleha-leha, menikmati sapuan angin. Usai sholat, saya melanjutkan perjalanan melewati bangsal. 

Mau belajar memberi energi positif lewat pancaran energi dalam hehe
Penjelasan mengenai SATRIA NUSANTARA, what's that?
Saya cuma sempat mendokumentasikan sedikit foto. Padahal, di sana benar-benar banyak hal-hal baru yang tak pernah kita lihat. Seperti mumi hewan-hewan. Satu hal yang membuat ngakak adalah mumi nyamuk, haha. Kok ada ya? 

Setelah berkutat dengan aneka alat kesehatan dan mumi (agak kurang nyambung), saya masuk museum kedua. Di sana lah, awal mula disebutnya museum ini sebagai museum santet. Ya, peralatan santet, seperti jelangkung terlihat nangkring di pojok ruangan. Dan, huft, bau kemenyan benar-benar menusuk di setiap sudut ruangan. Pingin pingsan deh.

Kapan bisa kesana lagi ya? :)

Taman Ekspresi

Tahukah anda ada berapa banyak taman di Surabaya? kalau saya sih tak tahu hehe. Katanya, beberapa taman di Surabaya benar-benar  bagus. Ada yang cocok untuk tempat merenung, ada pula yang cocok untuk menikmati berbagai menu lezat (taman atau rumah makan ya?)

Saya sempat mengunjungi taman ekspresi. Seperti namanya, penjaga taman ini benar-benar ekspresif. Baru masuk saja, sudah dikagetkan dengan gaya lucunya. Gaya-gaya ala pantomim atau mr. bean ya, pokoknya membuat ketawa.

Sore itu, taman terlihat sepi, hanya ada beberapa orang. Aneh, padahal taman ini indah, menurut saya.  Suasananya benar-benar nyaman. Beberapa sudut pun tampak dihiasi motor-motoran unik. Mungkin, karena menjelang jam tutup taman. Hening, damai...
senimannya keren-keren rek!

Ada juga perpusnya lho, sayang pukul 16.00 sudah tutup
 
Ada satu sisi taman ini yang tak akan saya lupa. Saat saya melihat tawa lepas seseorang. Mungkin suatu hari nanti saya akan rindu dengan senyum itu. Hehe

Ah, saya pingin mengunjungi semua tempat ini lagi. Kapan ya.....


Labels : Free Wallpapers | Supercar wallpapers | Exotic Moge | MotoGP | Free Nature | car body design