Perasaan sedih adalah bagian dari gharizatul baqa’ (naluri
mempertahankan diri) yang Allah ciptakan pada manusia. Dengannya,
manusia bukanlah onggokan daging dan tulang belulang. Bukan pula robot yang bergerak tanpa perasaan, tapi manusia yang memiliki
aneka emosi jiwa. Suatu ketika bisa bergembira, namun juga bisa bersedih.
Emosi negatif, seperti perasaan sedih, bukannya
ada tanpa hikmah. Kesedihan itu akan memperhalus perasaan manusia, bahkan meningkatkan kepekaannya pada sesama. Benar tidak? hehe. Katanya, bila dikelola dengan baik, maka
akan semakin matanglah emosi yang terbentuk. Dan, saya percaya itu. Ia tak akan meledak-ledak lalu
lenyap seketika. Ia akan siap untuk kesempatan berikutnya; sedih
ataupun gembira. Jadi mengapa tidak bersyukur ketika kita ternyata
masih bisa bersedih? Karena berarti kita adalah manusia seutuhnya.
Allah punya skenario yang indah bagi setiap hamba-Nya. Maka sudah seharusnya, kita jadi penyimak yang baik
dengan penuh sangka yang baik pada-Nya. Satu hal yang saya yakinkan pada diri akhir-akhir ini adalah Allah
Maha Tahu yang terbaik bagi hamba-hambaNya. Tak boleh membiarkan kekecewaan
menggerogoti keimanan kita kepadaNya. Fragmen yang pahit dalam kehidupan, InsyaAllah akan memperkuat
keyakinan kita bahwa Allah sayang pada kita.
***
Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman
tak memejamkan mata, yang meluas bening siap
menerima cahaya pertama, yang melengkung hening
karena akan menerima suara-suara
ketika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam
doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau
senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan
pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah
dari mana
dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja
yang mengibas-ngibaskan bulunya dalam gerimis, yang
hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga
jambu, yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap
di dahan pohon mangga itu
maghrib ini di dalam doaku kau menjelma angin yang turun
sangat pelahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan
kecil itu, menyusup di celah-celah jendela dan pintu,
dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di
rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku
dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang
dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang
entah batasnya, yang setia mengusut rahasia demi
rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi
kehidupanku
aku mencintaimu, itu sebabnya aku takkan pernah selesai
mendoakan keselamatanmu
-Sapardi Djoko Damono-
***
Bukannya sudah waktunya melupakan segala kesedihan yang ada? Dan teringat janji untuk selalu tersenyum :)
Labels : Free Wallpapers | Supercar wallpapers | Exotic Moge | MotoGP | Free Nature | car body design
0 komentar:
Posting Komentar