smile

share for smile

Saya Tak Sendiri

Pagi ini, mestinya saya berangkat tulus ke kampus untuk kuliah. Lebih tepatnya, berangkat ke Surabaya untuk kuliah. Lagi-lagi, rencana tersebut harus dibatalkan. Bukan karena saya mau bolos atau bersantai-santai di rumah. Tapi, ada hal darurat yang harus saya lakukan. Ibu sakit. Saya harus mengantarnya ke rumah sakit.

Rsanya, rumah sakit seperti rumah kedua ya. Dalam seminggu, pasti tempat yang paling saya benci ini mau tak mau harus dikunjungi. Sekedar berobat atau mengantar seseorang. Sehat itu mahal. Berapa ratus ribu dalam seminggu bisa saya dan ibu habiskan untuk itu. Hehe, tak apa.  Saya bersyukur, setidaknya saya masih diberi kekuatan berjalan kesana-kemari mencari rezeki Allah.

Ibu, sosok yang luar biasa dalam hidup saya. Menjalani jutaan aktivitas sendiri hingga saya dewasa. Tak pernah mau dibantu, tak pernah mengeluh pula. Meski lelah, segurat senyum pasti diperlihatkan pada saya. Selalu bertanya keadaan saya tanpa pernah mengungkit bagaimana keadaan dirinya. Bertanya sudahkah saya makan padahal ia sendiri belum menyentuh secuil nasi pun. Bahkan, sebelum saya pulang ke rumah pasti beliau rajin telepon, sekedar bertanya makanan apa yang ingin saya makan ketika sampai di rumah.

Jujur, ibu benar-benar tak mau mengeluh lho. Saat sakit beliau diam saja. Betapa sedihnya saya ketika sampai di rumah mendapati beliau sakit. Ia hanya tersenyum sambil bergumam "Sampean lho sibuk disana. Ibu ndak mau menganggu," anak macam apa saya ini?

Pernah suatu kali, saya lupa tidak telepon beliau dalam seminggu. Akhir minggu pun beliau telepon, kembali menanyakan kabar saya dan bilang beliau rindu saya, tak bisakah saya menyempatkan pulang sehari saja. Ya Allah, maafkan saya.

Saya sayang ibu, teramat sayang malah. Beliau mengajarkan banyak hal sejak saya kecil, seorang diri. Mau mendengarkan ribuan corcol saya dari yang penting atau sekedar amsara hehe. Ibu oh ibu....Saya jadi berpikir ulang, niatan saya bersekolah di luar negeri. Beliau ingin punya banyak waktu dengan saya, haruskah saya tetap bersikukuh?

Kali ini, saya memang sedang diuji. Tanggung jawab saya sebagai seorang anak tunggal benar-benar diuji. Ibu, serahkan semua pada saya. Saya pasti kuat kok :-)









Labels : Free Wallpapers | Supercar wallpapers | Exotic Moge | MotoGP | Free Nature | car body design

0 komentar:

Posting Komentar