Jujur saja, saya bukan lah orang yang lantas mudah kecewa dengan hal yang ada disekitar saya. Jika itu terjadi hanya sekali dua kali, oke akan saya maklumi. Tapi, lebih dari itu, layaknya orang brkepribadian ganda, saya bisa menjadi sosok lain yang siap menerkam anda.
Sejak awal saya memutuskan menjadi bagian tempat ini adalah karena saya menyukai bidang ini. Bahkan, dorongan dari sang kakak yang piawai dibidang ini dua tahun sebelumnya pun selalu datang. Hingga saat ini. Wajar, jika saya memang lebih nyaman sharing dengannya.
Setahun lalu, saya tak nyaman dengn tempat ini. Dengan segala atmosfernya yang membuat hati ini sering naik-turun kesalnya. Sedikit-sedikit disalahkan tak bisa mengikuti ritme anggota yang lain. Bagaimana saya bisa mengikuti gaya hedon-hedon seperti itu? oh no..TAK BISA!!! Sekali tak bisa mengikuti acaranya karena ada alasan lain pun yang lebih prioritas dan mendesak pun diomel dan dituduh-tuduh.
Wajar, hingga akhir saya berada di tempat itu, saya tak menemukan apa yang saya cari. Yah, saya hanya mencoba bertahan dan menikmati tanpa ambil pusing sekumpulan di sekitar saya. Nah, saat ini, saya berada di tempat yang sama pula. Jujur saja, awalnya, saya tak yakin akan berada di tempat ini kembali. Why? jelas, rasa tak nyaman, kecewa yang sempat datang itu masih membekas. Namun, saya masih ingin memberikan sedikit yang sadat setahun silam untuk tempat ini. Saya tulus benar-benar ingin melakukan.
Meski, saat itu, saya tengah didera dilema. Antara keluarga, diri saya, dan mereka. Ada hal yang membuat saya harus berpikir berkali-kali, mengiyakan atau melepas semua. Namun, akhirnya, saya putuskan menerima dan mau berada di tempat itu.Awalnya, saya senang, menikmati setiap detik bersama mereka. Teringat janji mereka, menerima segala syarat yang pernah saya utarakan. Termasuk 30% waktu saya yang bakal lebih saya berikan untuk pekerjaan.
Yah, mereka menerima itu semua, termasuk sederetan orang-orang yang "katanya" mau membantu. Oke, saya percaya itu. Saya jalani semua dengan ikhlas, satu-persatu. Masalah pelik mulai muncul ketika satu dari anggota tempat ini tak melakukan amanah sebagaimana seharusnya. Saya mencoba maklum. Mungkin pula saya terlalu sabar. Saya hanya ingin bisa memahami mereka. Ketika mereka tak bisa, ya sudahlah biar saya kerjakan saja. Bersyukur Allah masih memberi energi lebih untuk kesana kemari.
Tapi, semalam, sungguh tak terduga. Dia marah-marah ke orang yang selama ini tiada henti membantu saya. Kenapa tidak langsung sms saya saja? Yah, wajar mungkin dia tidak berani. Maaf ya Allah, saya sempat marah semalam. Saya biarkan jemari sahabat lainnya membalas sms itu dengan kata-kata sopan yang yah cukup menyakitkan.
*****
Tempat ini telah tak kondusif. Asas kekeluargaan yang katanya ingin diusung rasanya ikut terbawa angin entah kemana ujungnya. Susah senang bersama, katanya. Bila ada yang tak kelar, bakal dibantu. Yah, sekali lagi, itu katanya.
Kemarin saya semakin tak melihat itu. Ketika orang yang selalu membantu saya mengerjakan kewajiban terkait amanah itu belum kelar tugasnya, ia dituduh berbohong dengan aneka alasan. Saat itu, saya benar-benar tak bisa menahan marah. Kenapa? Kita bekerja tanpa dibayar. Melakukan semua dengan rasa ikhlas. Mencoa memberikan yang terbaik. Ketika suatu hl tidak sesuai, tolonglah kataka "ayo saya bantu". Bukan malah "Tadi bilang gini, sekarang gitu. Trus nanti alasan apa lagi. Tanggung jawablah,"
Saya tahu betul dia tidak berbohong dan saya pun tahu betul dia lebih sakit hati ketimbang saya yang membaca smsnya. Semua merongrong dia karena saya sedang sakit, sebagian yang belum kelar diminta di dia. Padahal, dia juga baru sakit. Ayolah rek, mengerti. Ketika kamu hanya bisa menuntut dengan cara yang menurut saya bikin emosi, mana bisa kamu mengungkit-ngungkit janjimu dulu.
Satu hal lagi yang membuat saya lebih kecewa adalah pemimpin yang dia tak bisa menjaga emosinya di depan orang lain. Seorang teman, yang telah menjadi bagian orang-orang yang membantu saya diperlakukan seperti itu. Jujur, saya lah orang yang tidak terima. Bagi saya, dia sudah mengerjakan tugasnya dengan lebih baik ketimbang lainnya. Tapi apa kata sang pemimpin? mau melayangkan pengganti? haha..boleh saya tertawa? sungguh miris....
Sejak awal saya dengan pribadi pertama yang kalem sudah membahas ini. Saya tegaskan berkali-kali. Tapi, tak bisakah dia mengerti? Oke, di tempat ini kita memang menemui berbagai karakter orang. Saya belajar memahami semua karakter itu. Tolonglah rek, bersikaplah dewasa. Kalau apa yang saya utarakan hanya seperti angin belaka, ya sudahlah kita tak sejalan. Silahkan lakukan penggantian seperti yang ingin Anda lakukan. Tapi, jangan heran jika detik itu juga saya akan melayangkan surat.
Huft, jujur saya tak ingin marah, kecewa, kesal, dan perasaan negatif lainnya. Tapi, saya hanya manusia biasa yang bisa merasakan itu semua ketika kalian benar-benar menguji tanpa henti.
Saya jadi bingung, apa sih arti keluarga yang kalian maksud? saya tak temukan itu. Ketika saya sakit dan berkata maaf tak bisa membantu, sms saya hanya dianggap angin pula. Tak ada satu saja balasan. " Cepat sembuh"
Bayangkan lagi, ketika saya terdampar diinfus di rumah sakit, sms yang saya terima sungguh tidak terduga. Ya Allah, maaf, maaf saya kecewa. Maaf ....
Semoga saya bisa tersenyum dan melapangkan hati. Terima kasih untuk ITS Online.
I'm grateful, i have family that made me always smile and happy. Thanks, ITS Online, as my real family.
Labels : Free Wallpapers | Supercar wallpapers | Exotic Moge | MotoGP | Free Nature | car body design
1 komentar:
just stay coll, like me...
May be, I fell like it, just now
Posting Komentar